Postingan kali ini aku ingin berbagi cerita tentang gaya kepemimpinan seseorang yang sangat penting bagi kehidupan ku.
Panggil saja dia "Ayah", dalam kepemimpinannya dia sangat demokratis menurutku. Dia tidak begitu menentang apa yang menjadi keputusan dari anak-anaknya. Selagi itu baik menurutnya, dia pasti akan mendukungnya. Namun, tentu tak selalu apa yg menjadi keputusan anak-anaknya itu sama dengan nya. Terkadang diantara kita pun akan terjadi debat-debat kecil, namun itu pun juga untuk menemukan jalan tengah diantara perbedaan keputusan tersebut. Bagiku Ayah sangat menghormati keputusan anggota keluarganya, apalagi anak-anaknya, karena terkadang banyak keputusan yang bertentangan. Namun ayah menghargai itu, ayah juga tidak terlalu mengekang anak-anaknya, dia sosok yang selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Panggil saja dia "Ayah", dalam kepemimpinannya dia sangat demokratis menurutku. Dia tidak begitu menentang apa yang menjadi keputusan dari anak-anaknya. Selagi itu baik menurutnya, dia pasti akan mendukungnya. Namun, tentu tak selalu apa yg menjadi keputusan anak-anaknya itu sama dengan nya. Terkadang diantara kita pun akan terjadi debat-debat kecil, namun itu pun juga untuk menemukan jalan tengah diantara perbedaan keputusan tersebut. Bagiku Ayah sangat menghormati keputusan anggota keluarganya, apalagi anak-anaknya, karena terkadang banyak keputusan yang bertentangan. Namun ayah menghargai itu, ayah juga tidak terlalu mengekang anak-anaknya, dia sosok yang selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Dengan sikap ayah yang demikian, itu memberikan sebuah rasa tanggungjawab terhadap anak-anaknya dalam mengambil sebuah keputusan. Ayah sangat memberikan kepercayaan penuh kepada anak-anaknya, sehingga aku (sebagai anak) pun memiliki sebuah kewajiban serta tanggungjawab untuk tidak mengecewakan ayah serta ibuku.
Ayah tidak hanya mampu menerima perbedaan-perbedaan tersebut, namun ayah juga sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Apalagi jika anak-anaknya melakukan kesalahan atau salah dalam mengambil keputusan dan tidak sesuai dengan harapannya, dia juga akan memberikan sanksi. Ayah bersikap demikian agar anak-anaknya bisa menjadi lebih baik dan tidak salah menentukan sebuah pilihan (keputusan). Dalam memberikan sanksi pun ayah juga tidak membeda-bedakan anak yg satu dengan yang lain, Ayah sangat adil dalam hal itu,
Dalam keluarga pun aku merasa sangat tenang dan nyaman atas sikap ayah tesebut. Dikeluarga ini aku diajarkan untuk mempunyai rasa bertanggungjawab, kenyamanan, ketenangan, serta kebebasan dalam menentukan keputusan. Tidak hanya itu, Ayah serta ibuku juga memberikan hak yang sama terhadap anak-anaknya. Sehingga anggota keluarga tidak hanya dibebani tanggungjawab saja, namun juga hak yang sama.
Aku sangat bersyukur berada di dalam keluarga ini, menjadi salah satu anggota di keluarga ini,
Big Thanks to Allah. say Alhamdulillah.
Ayah tidak hanya mampu menerima perbedaan-perbedaan tersebut, namun ayah juga sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Apalagi jika anak-anaknya melakukan kesalahan atau salah dalam mengambil keputusan dan tidak sesuai dengan harapannya, dia juga akan memberikan sanksi. Ayah bersikap demikian agar anak-anaknya bisa menjadi lebih baik dan tidak salah menentukan sebuah pilihan (keputusan). Dalam memberikan sanksi pun ayah juga tidak membeda-bedakan anak yg satu dengan yang lain, Ayah sangat adil dalam hal itu,
Dalam keluarga pun aku merasa sangat tenang dan nyaman atas sikap ayah tesebut. Dikeluarga ini aku diajarkan untuk mempunyai rasa bertanggungjawab, kenyamanan, ketenangan, serta kebebasan dalam menentukan keputusan. Tidak hanya itu, Ayah serta ibuku juga memberikan hak yang sama terhadap anak-anaknya. Sehingga anggota keluarga tidak hanya dibebani tanggungjawab saja, namun juga hak yang sama.
Aku sangat bersyukur berada di dalam keluarga ini, menjadi salah satu anggota di keluarga ini,
Big Thanks to Allah. say Alhamdulillah.
Senin, 2 Mei 2016.
Gadis Kecilnya Ayah